Kamis, 27 Desember 2007

Puisi Deny Tri Aryanti

JANIN DALAM KAMAR MANDI

Semua cermin dalam kamar mandiku telah pecah
Meninggalkan tungku apa di pojok pojok wastafel
Menceritakan setiap butiran air yang berdansa
—di atas jemari dan lemari
Tiba-tiba malaikat berkelebat dan bertanya
—ke mana air dan sabunmu mengalir?

Semua hanya tersenyum memandang sang Dewa
Bodoh?
Atau memang malaikat tak pernah bersekolah

Lonceng dalam bak mandi pecah—nyebar
Sela selangkangan tak bertuan—nyali seorang pecinta
Seoerti rembulan mulai mati mengintip lewat ranting basah
Begitu pula mempelaiku yang tertidur di kamar mandi
Bersisik, bertaring dan—
aku tetap mengajaknya bercinta

Tapi janin telah bergerak merambat tengah malam
Menggigit pusar dan ari-ari
kuburan seorang bayi
Ketika hujan mulai datang. Membuka sejarah
usang—menggotong mayit-mayit kebencian dan sebungkus
nasi—dalam sobekan daun jati.

Kini janinmu itu telah menjadi dewasa termakan hujan
Seperti jamur yang lepas di atas tembok.
Adakah ia mengerti tentang
hujan yang telah mengasuhnya dalam dingin
dan mendung yang memerah oleh usia

Sby, Des 2000




1 komentar:

miss_b@gonk mengatakan...

aqu bisa belajar dari km pa ga deny tri aryanti????

seorang kakak yg tomboy,baek,walopun criwis,kemayu,endell...bisa membuahkan karya yg begitu dahsyatnya.....

teruskan karirmu mbk yyuuu