Minggu, 07 Juni 2009

Sajak Penyair Cina Masa Dinasti Tang

Sajak Penyair Cina Masa Dinasti Tang

Para pembaca blog yang saya cintai, selamat bertemu lagi dengan saya, pemandu blog yang anda cintai. Kali ini saya menampilkan tiga sajak dari seorang penyair Cina semasa dinasti Tang yang namanya cukup terkenal, Wang Wei. Tiga sajak Wang Wei yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ini saya ambil dari buku "Five T'ang Poets". Semoga sajak-sajak Wang Wei tersebut dapat menghibur para pembaca sekalian. Akhir kata saya ucapkan selamat menikmati.

Sajak Wang Wei

MUSIM SEMI DI TANAH PERTANIAN *)

Beburung dara mendengkur di atap
kebun aprikot
putih berbunga di pinggiran kota

para petani keluar dengan kapak di tangan
menebang pohonan mulberi
menyekop aliran air

beburung layang-layang mencari sarangnya yang lama
lelaki tua duduk di bawah matahari
almanak di pangkauannya

telah kulupakan gelas-gelas arakku
memikirkan kawanku yang hilang,
kawanku yang mati,
di kilauan rasa sakit masa lalu.

*) diterjemahkan oleh Indra Tjahyadi dari sajak "A Spring Day at The Farm"

MENGAWASI PEMBURU*)

Angin bertiup
dentingan busur-panah

sang jenderal sedang berburu
di luar kota Wei

rumputan yang mengering
memberikan sang elang
mata yang lebih tajam

tanah tak bersalju
membirkan kuda-kuda
bercongklang bebas

para pemburu melintasi pusat desa kami
menuju tempat mereka berkemah

mereka menarik tali kekang, melihat ke belakang
ke tempat di mana mereka memanah jatuh sang elang

awan yang datar
seribu mil dari petang.

*) diterjemahkan oleh Indra Tjahyadi dari sajak "Watching the Hunt"

UNTUK SEKRETARIS SU*)

Tempatku di mulut dusun
di luar pohon-pohon tinggi
di lingkari pedusunan yang sepi

kau datang dari jalanan berbatu itu
tidak untuk apa-apa

tak seorang pun menemuimu
di pondokanmu

kapal-kapal ikan terjebak
di sungai yang membeku

api perburuan terbakar dalam terang

malam putih
dan hening

hanya lolongan siamang
dan sebuah kuil lonceng yang jauh.

*) diterjemahkan oleh Indra Tjahyadi dari sajak "To Secretary Su"