TUHAN YANG KESEPIAN DI TAMAN KOTA
Tuhan yang kesepian memanggilku bercakap
di taman kota.
Malam di jalan kehabisan pejalan,
menjaga kami dari kantuk. Karena kami harus terus terjaga,
kalau-kalau mimpi rakyat terlepas,
saling berkumpul mengadukan perlakukanku
kepada Tuhan. Ini bisa runyam.
Aku harus bisa mengantisipasi,
jangan sampai Tuhan tahu.
Dia itu sosoknya tak terduga,
biasanya mihak rakyat kecil.
dan Tuhan kalau kesepian,
permintaannya bisa macam-macam
sampai menjelang pagi.
Surabaya, 1994.
DIAJAKNYA AKU MELIHAT
Diajaknya aku melihat, kebun
di depan rumahnya.
Yang membuat aku takut,
teringat rumput melahap kebun belakangku,
dan celakanya hanya aku yang melihat.
Surabaya, 1994.
Kamis, 27 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar