Sabtu, 13 September 2008

TIGA PUISI CHARLES BAUDELAIRE


CHARLES BAUDELAIRE (1821 – 1867)

Para pembaca blog yang budiman,
Selamat bertemu lagi dengan saya, pemandu blog yang anda cintai. Kali ini saya akan menampilkan toga sajak dari Charles Baudelaire (C.B.) yang telah saya alihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Ketiga sajak C.B. ini saya ambil dari buku Baudelaire; Selected Poems terbitan Phoenix Poetry tahun 2003. Ketiga sajak C.B. yang saya alihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia ini semuanya berasal dari sajak-sajak C.B. yang telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris dari bahasa aslinya, Prancis, oleh J. M. Dent.
Tak pelak, Baudelaire adalah seorang penyair Perancis dengan daya persajakan terkuat yang pernah ada di dunia. Bahkan ia dapat adalah salah satu penyair besar Perancis dan dunia di abad 19. Meski memiliki imaji dan metafora yang muram, akan tetapi sajak-sajak Baudelaire tetap memiliki nilai pukau yang sangat hebat. Maka tanpa banyak cingcong lagi saya ucapkan selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan perpuisian para pembaca blog yang saya cintai.

Sajak-sajak Charles Baudelaire

MALAM-MALAM DI SORGA TAK LEBIH CANTIK

Malam-malam di sorga tak lebih cantik
Ketimbang dirimu, kekasih, tenang dan duka cita
Bejana tangisku; dan ketika kau berpaling
Cintaku tumbuh makin kuat. Malam mengubah hari,
Aku mencintamu untuk sebuah ikatan ironi
Tempatmu di antara langit dan pembelaanku

Aku merangkak susuri tubuhmu layaknya sekumpulan
Cacing menyusuri sebuah mayat. O binatang buas, pujaan
Semakin kau perlihatkan padaku, untuk memperbesar rasa sakitku
Kebaikan dan hinaanmu yang keras kepala

*) dialihbahasakan secara bebas oleh Indra Tjahyadi dari sajak The nightly heavend are not more beautiful

KAU AKAN MENYESAL

Siapakah yang memahami seorang penyair? Hanya sebuah nisan.
Maka hanya pada nisan kuakui mimpi-mimpiku.

Kegelapanku, kecantikanku yang muram, tatkala kau terbaring
Tidur di bawah pualam hitam, tatkala rumah besarmu
Yang kaya berubah menjadi bangunan batu yang rapuh,
Kamar tidurmu menuju sebuah kegelapan dan parit yang kosong

Dan tatkala di bawah himpitan seluruh batu-batu itu
Hatimu tak dapat berharap ataupun bergerak,
Pahamu terkunci, kakimu tak lagi berlari
Para periang mengirimkan pesan kegairahan cinta,

Bagaimana hal itu dapat berguna bila kau tak mengetahuinya
Apakah yang ditangisi kematian, kau yang beradat pelacur?
Demam dan insomnia menunggumu,
Cacing-cacing akan menggerogotimu sebagai penggerogotan rasa sesal yang dahsyat

*) dialihbahasakan secara bebas oleh Indra Tjahyadi dari sajak You Will Repent

YA, KUINGAT RUMAH

Ya, kuingat rumah, kuingat semuanya,
Tabirnya yang berat dan dindingnya yang berkapur,
Sebuah adonan Zohral yang bergemetelakan di pohon,
Tapal lengannya menyembuyikan ketelanjangannya
Dan setiap sore cahaya matahari merendah,
Menyapu atap, rerumput, kaca jendela
Terbuka seperti sebuah berkas, menumpahkan cahayanya,
Dan menatap kita sedang duduk-duduk di separoh malam:
Kita berat bercakap, menyaksikan bayang-bayang merangkak
Menyusuri papan yang kurus dan menuju ke ruang tengah.

*) dialihbahasakan secara bebas oleh Indra Tjahyadi dari sajak Yes, I remember the house